25 Januari 2008

TARUH SAMPAH, JADIKAN BERKAH

“Taruh sampah, jadikan berkah” adalah slogan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat (GHBS). Dengan memilih kata ‘taruh’ daripada ‘buang,’ GHBS melihat bahwa banyak barang yang kita anggap sampah dan kemudian dibuang, sebenarnya masih mempunyai nilai, dan karena itu, masih bisa dimanfaatkan, entah dengan digunakan kembali (reuse) maupun didaur-ulang (recycle). Untuk itulah, kita perlu menaruh barang-barang yang dianggap sampah itu di tempat yang benar, supaya nilai yang masih ada di dalamnya bisa dimanfaatkan lagi.

Contoh: kertas yang kita buang, mungkin saja masih punya halaman yang kosong sehingga masih bisa ditulisi. Itulah pemanfaatan kembali (reuse). Bisa juga kertas itu dilebur dan dijadikan kertas baru. Itulah daur ulang atau recycle. Demikian pula dengan plastik-plastik dari gelas/botol air mineral. Pun, sampah organik dari sisa makanan atau dedaunan pohon di kebun, bisa dijadikan kompos.

Dengan pemanfaatan kembali barang-barang yang sudah dianggap sampah itulah kita bisa menjadikanya berkah, baik berkah untuk diri sendiri, berkah untuk orang lain, maupun berkah untuk alam. Ketika gelas plastik bekas air mineral kita taruh terpilah, sehingga tidak tercampur kuah makanan, lalu diberikan pemulung, gelas plastik yang kita anggap sampah itu pasti menjadi berkah yang lebih besar bagi pemulung karena dia tidak perlu mencuci lagi. Demikian pun kertas yang kita berikan, jika diberikan dalam keadaan bersih dan kering, tentu sungguh akan menjadi berkah yang tidak kecil. Pun, sampah organik yang dijadikan kompos lalu untuk memupuk tanaman di halaman rumah atau pot, sehingga tanaman subur, sampah itu menjadi berkah bagi kita. Tanaman itu pasti memproduksi oksigen dan menyerap karbon dari udara. Itu pun lalu berarti berkah bagi tetangga. Selanjutnya, ketika kompos dijadikan pupuk di halaman, kompos sungguh menjadi berkah bagi alam karena struktur kehidupan dalam tanah akan dipulihkan. Tanah menjadi gembur dan lebih menyerap panas dan juga menyerap air.

Disamping itu, tidak boleh juga dilupakan bagaimana kita mengurangi (reduce) sampah, bisa juga menjadi berkah. Misalnya, kita memang tidak dilarang memakai kantong plastik, tetapi alangkah lebih baik jika tidak setiap kesempatan dan setiap kita membawa barang harus dengan kantong plastik. Jika kita membeli buku kecil di toko buku, dan buku itu bisa kita bawa tanpa tas, mengapa harus memakai kantong/tas plastik? Plastik bisa mencemari tanah dan lingkungan karena sukar hancur. Jika kita melakukan yang kecil dan sederhana seperti ini saja, perilaku kita sudah menjadi berkah bagi generasi mendatang. Demikian pun dengan tissue. Memakai tissue memang tidak dilarang, tetapi alangkah baiknya bila kita tidak sembarangan memakai tissue, karena tissue, selain membuat sampah, juga dibuat dari pulp atau bubur dari pohon. Jika kita mengurangi pemakaian tissue, perilaku kita pun bisa menjadi berkah bagi generasi mendatang.

Karena itu: mari kita menjadi berkah bagi sesama, dengan perilaku yang mungkin tampak begitu sederhana! Ingat, mukjijat tidak hanya terjadi dengan perbuatan yang luar biasa, tetapi juga dengan perbuatan yang biasa tetapi dilakukan secara luar biasa.