28 April 2008

Buat Karya = Buat Solusi (Fitrawan Umar - Pinrang SulSel - Juara Pertama)


Ketika diminta menuliskan proses kreatif pembuatan slogan, saya merasa ada sesuatu yang membesarkan kepala saya. Seolah-olah saya ini adalah J.K.Rowling yang disuruh menuliskan proses kreatifnya menyusun novel Harry Potter. Mungkin juga Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi nya. Bahkan Habiburrahman dengan Ayat-Ayat Cinta-nya.

Proses kreatif?

Slogan yang saya tulis, jika dirunut jauh ke belakang, sebenarnya berawal dari status saya sebagai mahasiswa prodi pengembangan wilayah dan kota di Unhas.
Di kampus, mahasiswa program tersebut disajikan banyak materi tentang lingkungan. Kami benar-benar ditempa untuk peduli terhadap lingkungan. Ya, wajarlah sebagai calon perencana, kami harus sejak dini peka terhadap isu-isu lingkungan. Kalau tidak, lingkungan itu yang balik menyerang kita.

Semenjak itu, saya pun perlahan mengubah gaya hidup saya. Minimal yang saya lakukan adalah tidak membuang sampah sembarangan. Bagaimana tidak, saya berpikir mana mungkin nanti saya bisa mengembangkan kota yang bersih dan teratur kalau saya sendiri yang membuang sampah sembarangan? Begitulah seterusnya hingga saya mulai terbiasa. Tapi, terkadang kesungguhan untuk membuang sampah di tempatnya itu masih susah di Indonesia. Masalahnya karena tempat sampah yang disediakan masih terlalu sedikit dibanding jumlah masyarakat yang aktif membuang sampah. Mungkin ada niat untuk buang sampah di tempatnya, tapi kalau tempat sampahnya tidak tersedia? Mana bisa.

Alternatif lain untuk membuang sampah di tempatnya ialah saya mencoba untuk selalu mengantongi sampah di kantong celana atau baju. Kemudian jika tempat sampahnya sudah ketemu, baru saya buang. Jadi, terkadang kalau saya ingin merapikan pakaian, masih saja terdapat bungkusan makanan atau minuman di kantong celana dan baju.. Itu karena seringkali saya lupa membuangnya. He..he…


Akhirnya, suatu hari, saya membaca surat kabar nasional bahwa diadakan lomba slogan oleh Gerakan Hidup Bersih dan Sehat. Entah kenapa saya menggebu-gebu untuk mengikuti lomba itu. Saya anggap lomba itu dapat dijadikan media kampanye kepada masyarakat untuk peduli terhadap sampah. Saya merasa terpanggil untuk itu.


Kemudian, hampir tiap malam, saya meramu ide-ide dari berbagai bahan yang diperoleh dari pengalaman hidup di siang hari. Merangkai kata satu per satu. Seringkali mata saya merajalela memandangi lingkungan sekitar untuk memetik satu ide.
Tiap mendapatkan ide, saya langsung mencatatnya di kertas catatan ataupun di HP. Begitulah seterusnya hingga satu per satu slogan saya selesai. Dan akhirnya mencapai 30 slogan.

Slogan yang terpilih sebagai pemenang pertama, itu berangkat dari sebuah keresahan pribadi. Sebagaimana yang sudah saya ceritakan di atas bahwa terkadang saya mengalami kendala ketika berniat membuang sampah di tempatnya. Saya yakin itu juga merupakan kendala bagi masyarakat Indonesia sekarang. Mau buang sampah tapi tempatnya tidak ada. Bagaimana caranya?

Akhirnya, setelah jawabannya saya dapatkan, jawaban itu kemudian saya ungkapkan melalui slogan. “TEMPAT SAMPAH BELUM KETEMU?, KANTONGI AJA DULU”. Cerdas kan? Jadi, ide kreatif juga sebenarnya bisa diperoleh dari sebuah masalah. Ketika kita ditimpa sebuah masalah, maka ketika itu kreativitas akan muncul. Sekali lagi, buat teman-teman yang ingin mengikuti lomba selanjutnya, perhatikanlah permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Kemudian pecahkan melalui karya kita. Yakin karya itu akan menjadi sesuatu yang ’wah’.

Kalau ditanya apa yang berubah dari keseharian saya selama dalam proses mengikuti lomba itu. Mungkin, waktu mengkhayal saya yang semakin bertambah. Meskipun kurang tepat, terkadang inspirasi itba-tiba muncul akibat sebuah khayalan yang telah berkeliaran ke mana-mana. Tekadang yang ada di pikiran saya hanya slogan dan slogan.

Dan yang lebih penting, semangat saya untuk peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan semakin menguat. Tentunya saya mempunyai beban moral untuk melaksanakan apa yang telah saya tulis pada slogan-slogan itu. Adalah sebuah pengkhianatan jika saya yang mengampanyekan peduli sampah sedangkan saya sendiri masih membuang sampah sembarangan. Yup, buat teman-teman anda juga harus konsisten dengan kata-kata maupun foto-foto anda nantinya…….

Kemudian, tanggal 18 April 2008, slogan saya akhirnya dinobatkan sebagai pemenang pertama mengalahkan ribuan slogan yang masuk. Sungguh menjadi sebuah kebanggaan bagi saya. Mengetahui hal itu, apalagi yang dilakukan teman-teman selain meminta untuk ditraktir. Ya…tidak apa-apalah. Yang jelas semuanya juga harus peduli terhadap sampah.