Ketertarikan saya untuk berpartisipasi pada lomba slogan tidak semata karena hadiah, meskipun hadiah uang dapat dikatakan cukup besar untuk lomba slogan. Namun lebih dari itu, saya melihat adanya upaya yang sangat sederhana namun cukup mengena dalam hal meningkatkan awareness masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Barangkali setiap orang tidak akan pernah lupa, bahwa pelajaran peduli lingkungan yang selalu ditanamkan sejak dini dari dulu adalah ”jangan membuang sampah sembarangan”, ”buanglah sampah pada tempatnya”, atau ”kebersihan sebagian dari iman”. Tapi apakah ungkapan-ungkapan seperti tersebut sudah diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari??tentunya hanya diri kita masing-masing yang tahu jawabannya.
Usaha sederhana untuk hasil yang nyata, barangkali ini bisa dijadikan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan alasan saya ambil bagian dalam lomba slogan. Meski saya bukan orang yang ”sangat” memperhatikan masalah sampah, dan kadang-kadang khilaf masih saya lakukan dengan tak mempedulikan sampah disekitar, namun saya berharap melalui dengan slogan dapat memberikan kontribusi pada masalah penanganan sampah. Dan harapan saya tentunya slogan tak hanya sekedar kata-kata pemanis di area publik misalnya, namun dapat menjadi hal yang menarik buat orang-orang termasuk saya sendiri untuk lebih memperhatikan masalah sampah. Saya tidak memungkiri, bahwa hadiah yang disediakan cukup menarik, meski untuk itu saya benar-benar nothing to lose, bahkan saya sendiri sempat lupa bahwa saya jadi partisipan dalam lomba slogan.
Proses dalam penciptaan slogan juga bukan sesuatu yang istimewa. Sampahku...Cermin Gaya Hidupku!, saya pilih sebagai slogan karena alasan sederhana. Saya memandang bahwa perlakuan seseorang terhadap sampah dapat mencerminkan gaya hidup seseorang. Kepedulian seseorang pada sampah yang ada di lingkungannya, sangat mencitrakan kepribadian orang tersebut. Orang yang perhatian dengan mengelola sampah yang ada disekitarnya, (meskipun tidak mutlak) dapat digambarkan bahwa dia adalah pribadi yang peduli dengan lingkungan hidupnya secara umum. Terangkainya kata-kata di atas menjadi slogan timbul secara spontan, bukan sesuatu yang dihasilkan dari riset, study atau setidaknya perenungan. Saya hanya mencari kata-kata sederhana yang mudah diingat namun mampu membangkitkan kepedulian pembacanya.
Memperhatikan perilaku masyarakat saat ini, (saya juga termasuk didalamnya) menjadi sesuatu yang begitu miris. Saat ini bukan hal yang sulit menemukan kata-kata ”Stop Global Warming”, ”Save Our Earth” atau banyak lagi ungkapan yang bertujuan memicu kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan hidup yang makin memprihatinkan. Namun, dalam kenyataannya masih banyak hal-hal yang tentunya lebih bijak kalau dilakukan secara nyata dalam upaya menyelamatkan nasib bumi. Meskipun terkesan bombastis, namun untuk sesuatu yang baik saya beranggapan kita butuh obsesi yang tinggi. Tentunya untuk mewujudkan obsesi yang terkesan bombastis tadi, kita dapat melakukannya dengan aksi-aksi sederhana diantaranya dengan pengelolaan sampah yang baik, pemanfaatan sampah yang dapat didaur ulang, dan mengurangi pemakaian kebutuhan yang berpotensi menambah kuantitas maupun kualitas sampah yang tidak dapat didaur ulang.
Saya ingin menyampaikan pesan singkat dengan slogan saya di atas, bahwa kita patut menjadikan sampah sebagai cerminan gaya hidup. Perlakuan yang baik terhadap sampah akan mencerminkan gaya hidup dan kepribadian kita sebagai pribadi-pribadi yang peduli nasib dan kelangsungan alam sekitar. Setelah terlibat dalam proses kreatif penciptaan slogan, saya merasa perlu untuk secara pribadi mawas diri bahwa saya bukan orang yang dengan baik juga memperhatikan sampah. Namun saya berkeinginan lomba slogan dan peringatan Hari Bumi 22 April lalu, dapat menjadi momentum bagi berbagai pihak yang peduli pada kelangsungan hidup lingkungannya untuk semakin meningkatkan upaya-upaya nyata dalam melestarikan lingkungan sebagai faktor utama pendukung kelangsungan hidup manusia.
Selamat Hari Bumi 22 April 2008.
Ali Nugroho
Jakarta, 23 April 2008