Tukul Arwana, dengan ‘Empat Mata’-nya, telah mempopulerkan kata katro’, yang disejajarkan dengan kata kampungan atau ndeso. Sebenarnya, yang mau ditekankan oleh Tukul bukanlah asal-usul seseorang, melainkan perilaku yang tidak sesuai dengan tempat dan jaman. Mungkin saja orang buang air kecil di bawah pohon itu biasa jika itu dilakukan di hutan, tetapi tentu saja akan menjadi katro’ kalau hal itu dilakukan di bawah pohon di Jl. Sudirman,
Perilaku katro’ juga jelas tampak ketika orang sembarangan membuang sampah. Jika dilihat lebih dalam, perilaku seperti itu adalah bentuk ketidak-pedulian kita, baik terhadap alam maupun terhadap orang lain. Di tengah
GHBS (Gerakan Hidup Bersih dan Sehat) mau mengajak masyarakat
Perilaku yang cocok dengan kehidupan modern itu diharapkan menjadi sebuah kebiasaan sosial, yaitu perilaku yang dilakukan oleh banyak orang secara spontan, seperti misalnya berjalan di sebelah kiri, buang air kecil di toilet dan antre. Dalam proses pembentukan kebiasaan sosial ini, cerita-foto itu bisa dijadikan sarana kampanye yang efektif. Karena lomba ini untuk pelajar dan mahasiswa, yang diutamakan bukanlah kualitas fotonya, melainkan kesesuaian isi foto dengan tema dan tujuan, meski kualitas juga diperhitungkan.
30 Januari 2008
Bercerita (tentang sampah) dengan Foto
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
Bagaimana pun sulit dihindari bahwa Tukul sudah banyak menyebarkan konotasi buruk untuk orang-orang dan masyarakat desa yang sesungguhnya. Ini sejajar dengan biasnya masyarakat kota terhadap masyarakat pedesaan. Bayangkan kalau kita juga bersikap bias pada sampah ...
Kenapa partisipannya mesti pelajar/mahasiswa? Saya yakin ada orang-orang yang tidak/sudah selesai sekolah ingin berpartisipasi dalam kegiatan foto ini.
Lomba ini bersifat umum, semua kalangan bisa terlibat. Khusus untuk lomba foto bercerita memang dilombakan untuk pelajar/mahasiswa karena bertujuan menggugah kesadaran mereka ditengah kesibukan belajar agar semakin peka terhadap keadaan lingkungan hidup sekitarnya. Disini memang tidak dituntut kualitas foto setara profesional, tapi pesan kuat dari foto tersebut akan sangat menentukan. Kelompok pelajar/mahasiswa ini dianggap lebih akrab dengan teknologi komunikasi dan digital sehingga mereka bisa menggunakan kamera HP dimanapun juga. Kalaupun ada foto-foto peserta yang masuk tapi bukan dari pelajar /mahasiswa dan layak ditayangkan, panitya dengan senang hati akan mencari jalan terbaik untuk dapat dinikmati masyarakat luas.
dear Panitia ,
wah klo untuk pelajar & mahasiswa rasanya kurang adil aja ney , yang sudah lulus alias buklan pelajar & mahasiswa kan boleh ikyutan kan ???
mohon untuk penerangannya ..
saya antusias sekali mo ikutan
bagaiaman ini segera .
saya juga ada blogger & info oini saya masukkan dalam link saya,
salam
yzukamotto
www.yzukamotto.blogspot.com
08155025937
bagus juga, pa lagi kalau kami yang sudah lulus bisa ikut berpartisipasi,
tetap semangat buat panitia
sudah adakah pengumuman pemenang lomba fotonya?
Lomba Foto diperpanjang sampai tanggal 10 Juni 2008.Up date kabar terbaru dapat dilihat dalam blog ini. Trims
Posting Komentar