
Berhubung ruang kelas terbatas, yang datang terlambat dengan senang hati duduk di lantai diantara kursi-kursi. Peminat yang membludak ini bisa jadi karena topiknya yang menarik atau karena banyak yang dari Sanur ya? Maklum di Kanisius kan all 'male'. Pokoknya yang penting bisa ikut seminar deh.
Selain seminar dari para pakar, setelah rehat diteruskan dengan klinik foto yang menarik minat para peserta. Banyak yang membawa hasil karya fotonya, bahkan langsung hunting foto disekitar lokasi seminar. Acara hunting benar-benar dimanfaatkan oleh peserta untuk mencari obyek yang menarik. Bahkan peserta dengan gembira melaksanakan kegiatan ini sehingga acara yang tadinya hanya diberi waktu 15 menit , malah menjadi 30 menit. Ada sekitar 5 foto yang sempat dievaluasi oleh Bp Erik Prasetya , baik hasil hunting maupun yang sempat dibawa peserta. Beliau mengulas kelemahan dan kekuatan dari foto-foto yang diambil.Waktu yang hanya 30 meint ini sebenarnya terlalu singkat.
Pertanyaan yang disampaikan peserta masih diseputar teknik pengambilan gambar. Dijelaskan bahwa dalam fotografi setiap orang sebenarnya bisa menghasilkan foto bagus; hanya bedanya fotografer pemula mungkin hanya memiliki satu atau dua foto yang bagus, sedangkan fotografer senior mempunyai banyak koleksi foto yang bagus. Intinya setiap orang bisa menang dalam lomba kalau mengirimkan banyak karya foto yang bagus.
Bagi fotografer pemula disarankan untuk tidak ikut-ikutan mengambil gambar seperti profesional, karena akan kalah dari sisi angle dan peralatan. Contohnya : waktu peristiwa demonstrasi di Semanggi di tahun 1998, banyak media yang mengambil gambar sewaktu demontrasi berlangsung. Sebagai fotografer pemula bisa menampilkan hal berbeda, misalnya mengambil kejadian di belakang layar;misalnya saat bom molotov itu dibuat. Karena hal itu
tidak dapat diakses oleh wartawan di luar kampus tapi dapat diakses oleh mahasiswa yang berada di dalam kampus.

perkembangan pemulihan kondisi korban bom di Kedutaan Australia. Foto itu tentang seorang anak perempuan kecil yang diambil fotonya oleh kakeknya yang berwarganegara Spanyol hanya dengan menggunakan handphone. Hasilnya justru sangat menarik, sangat natural dan indah. walau alatnya sederhana dibandingkan para fotografer profesional. Tetapi karena hubungan emosional yang dekat antara pelaku (fotografer) dan obyek foto, maka hasil foto jadi bagus sekali. Alat yang digunakan sederhana, cukup dengan kamera handphone tetapi gambar yang diambil unik. Berbeda dari gambar-gambar yang muncul di media massa, yang hanya melulu tentang kaca gedung yang hancur, atau kondisi jalan. Foto ini memberikan sesuatu rasa yang mampu menyentuh perasaan orang lain dan bersifat pribadi
Pada saat seminar juga ditampilkan puluhan foto yang menarik dan menggugah rasa, seperti anjing yang dapat menyebrang di zebra cross di Bangkok - Thailand.
Ada pertanyaan menarik dari peserta: Bagaimana rahasianya supaya bisa menang di lomba essay foto (bercerita dengan foto)?
Tip-tip yang diberikan para pembicara adalah
(1) perlunya 'benang merah' dari serangkaian foto-foto yang diambil. Misalnya ada objek yang sama yang selalu hadir pada setiap foto
(2) Memiliki tema yang merupakan pesan dari foto-foto itu sendiri
(3) Fokusnya jelas
Ada hal yang paling berkesan dari Pak Erik. Beliau menjelaskan bahwa banyak foto selalu gagal bercerita dan kata-kata selalu gagal menggambarkan. http://ratnaariani.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar