20 April 2008

Liputan Acara Seminar & Workshop Fotografi 12 April 2008

Sabtu pagi ruang Audio visual SMA Kanisius sudah dipadati sekitar 120 peserta, berasal dari berbagai sekolah. Paling banyak tentu dari Kanisius sendiri (56), disusul Pangudi Luhur (15), Santa Ursula (10) ,SMA Ricci II (8), SMA Don Bosco II (8), SMA Abdi Siswa (11 siswa), SMA Gonzaga ( 5 ) dan dari SMA Theresia ( 7 siswa ).
Berhubung ruang kelas terbatas, yang datang terlambat dengan senang hati duduk di lantai diantara kursi-kursi. Peminat yang membludak ini bisa jadi karena topiknya yang menarik atau karena banyak yang dari Sanur ya? Maklum di Kanisius kan all 'male'. Pokoknya yang penting bisa ikut seminar deh.

Acara dimulai pk 10 pagi diawali dengan kata pengantar dari pak Eka Budianta yang mantan wartawan BBC dan sastrawan, beliau juga juri lomba bercerita dengan foto (Esai Foto). Beliau membahas seputar kekuatan sebuah foto terutama foto esai; membedakan dengan foto jurnalisma, foto snap shot, foto seni dan pas foto. Makalah dari pak Eka dapat dilihat di blog ini juga.Kemudian diteruskan oleh pak Eric Prasetya, dosen fotografi IKJ. Pembicara membahas lebih jauh mengenai tehnik-tehnik esasi foto, foto esai yang berbicara dan bagaimana menemukan ide, serta berbagai jenis foto esai.

Selain seminar dari para pakar, setelah rehat diteruskan dengan klinik foto yang menarik minat para peserta. Banyak yang membawa hasil karya fotonya, bahkan langsung hunting foto disekitar lokasi seminar. Acara hunting benar-benar dimanfaatkan oleh peserta untuk mencari obyek yang menarik. Bahkan peserta dengan gembira melaksanakan kegiatan ini sehingga acara yang tadinya hanya diberi waktu 15 menit , malah menjadi 30 menit. Ada sekitar 5 foto yang sempat dievaluasi oleh Bp Erik Prasetya , baik hasil hunting maupun yang sempat dibawa peserta. Beliau mengulas kelemahan dan kekuatan dari foto-foto yang diambil.Waktu yang hanya 30 meint ini sebenarnya terlalu singkat.

Pertanyaan yang disampaikan peserta masih diseputar teknik pengambilan gambar. Dijelaskan bahwa dalam fotografi setiap orang sebenarnya bisa menghasilkan foto bagus; hanya bedanya fotografer pemula mungkin hanya memiliki satu atau dua foto yang bagus, sedangkan fotografer senior mempunyai banyak koleksi foto yang bagus. Intinya setiap orang bisa menang dalam lomba kalau mengirimkan banyak karya foto yang bagus.

Bagi fotografer pemula disarankan untuk tidak ikut-ikutan mengambil gambar seperti profesional, karena akan kalah dari sisi angle dan peralatan. Contohnya : waktu peristiwa demonstrasi di Semanggi di tahun 1998, banyak media yang mengambil gambar sewaktu demontrasi berlangsung. Sebagai fotografer pemula bisa menampilkan hal berbeda, misalnya mengambil kejadian di belakang layar;misalnya saat bom molotov itu dibuat. Karena hal itu
tidak dapat diakses oleh wartawan di luar kampus tapi dapat diakses oleh mahasiswa yang berada di dalam kampus.

Pada saat seminar juga ditampilkan serangkaian foto dari waktu ke waktu tentang
perkembangan pemulihan kondisi korban bom di Kedutaan Australia. Foto itu tentang seorang anak perempuan kecil yang diambil fotonya oleh kakeknya yang berwarganegara Spanyol hanya dengan menggunakan handphone. Hasilnya justru sangat menarik, sangat natural dan indah. walau alatnya sederhana dibandingkan para fotografer profesional. Tetapi karena hubungan emosional yang dekat antara pelaku (fotografer) dan obyek foto, maka hasil foto jadi bagus sekali. Alat yang digunakan sederhana, cukup dengan kamera handphone tetapi gambar yang diambil unik. Berbeda dari gambar-gambar yang muncul di media massa, yang hanya melulu tentang kaca gedung yang hancur, atau kondisi jalan. Foto ini memberikan sesuatu rasa yang mampu menyentuh perasaan orang lain dan bersifat pribadi

Pada saat seminar juga ditampilkan puluhan foto yang menarik dan menggugah rasa, seperti anjing yang dapat menyebrang di zebra cross di Bangkok - Thailand.

Ada pertanyaan menarik dari peserta: Bagaimana rahasianya supaya bisa menang di lomba essay foto (bercerita dengan foto)?
Tip-tip yang diberikan para pembicara adalah
(1) perlunya 'benang merah' dari serangkaian foto-foto yang diambil. Misalnya ada objek yang sama yang selalu hadir pada setiap foto
(2) Memiliki tema yang merupakan pesan dari foto-foto itu sendiri
(3) Fokusnya jelas

Ada hal yang paling berkesan dari Pak Erik. Beliau menjelaskan bahwa banyak foto selalu gagal bercerita dan kata-kata selalu gagal menggambarkan. http://ratnaariani.wordpress.com/

Tidak ada komentar: